Suara Hijau

MEREKA bilang indah dunia ini hanya tinggal kurun dua tahun lagi akan berakhir. Ketakutan mereka seolah ingin bersiap-siap untuk hari kehancuran itu. Sedahsyat itukah mereka meramal kepunahan zaman? Jeritan dalam keramaian perpecahan. Sayang, mereka hanya belajar untuk terkejut dan ketakutan tanpa mengubah berlari menyelamatkanku. Mereka masih meninggalkan aku dalam kebisingan galau dan gaduh ramalan akhir dunia. Tak mencoba mencariku dan melindungiku yang tersakiti.
Mereka hanya penonton dan terus menonton setiap kebenaran yang datangnya dari kekejaman mereka sendiri. Menjadi pengecut dari segala ulah meski mereka tahu betapa berarti aku bagi hidupnya. Padahal, setiap kiamat kecil yang mampir di kehidupan mereka karena menelentarkanku. Banjir dan kiriman badai, longsor yang memeluk rumah dan tubuh mereka karena menganiaya diriku. Gempa yang bertubi akibat dosa mereka sendiri. Begitu pun aku masih berharap mereka menyadari dan menyangiku, menyelematkan sisa keterlabatan.

Aku masih berharap agar harta dan kekuasaan yang selama ini melalaikan, akan berubah menjadi kesadaran. Mereka mau membawa biji-biji untuk menanami agar kehijauan kembali mereka, agar sisa hidup jadi berfaedah tanpa takut dengan meramal kiamat datang.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan Memberi komentar,saran dan kritik untuk kemajuan di blog ini di kolom komentar bawah ini :