Abu Nawas

SUATU pagi Abu Nawas dipanggil ke Istana untuk menghadap raja. Adapun gerangan manusia cerdik itu dipanggil ke istana, dia dituduh telah menipu salah satu dari prajurit istana. Abu Nawas dituduh telah meletakkan batu di dalam belanjaan si prajurit. Atas peristiwa itu Abu Nawas akan dijatuhi hukuman oleh raja.

Setibanya di istana, Abu Nawas terkejut. Raja telah menyiapkan semuanya, termasuk mengumpulkan seluruh penduduk negeri itu untuk menyaksikan prosesi hukuman kepada Abu Nawas. Raja punya rencana Abu Nawas akan dipermalukan di depan khalayak ramai. Apa yang dilakukan raja, sudah diranjang jauh-jauh hari, sebab raja tahu Abu Nawas bukan orang yang mudah ditaklukan.
Waktupun tiba, acara hukuman dimulai. “Abu Nawas, apakah amu sudah siap untuk ku hukum? kata Raja dengan suara pongah sedikit berwibawa.
“Ayok...siapa takut”. Jawab Abu Nawas dengan nada menantang.
LaIu raja menyuruh prajurit untuk mengambil benda yang sudah dipersiapkannya untuk menghabisi nyawa Abu Nawas. Seketika itu Abu Nawas terkejut saat melihat benda yang diberikan raja kepadanya. Bukan senapan atau senjata, melainkan seekor anak ayam. “Abu Nawas sekarang kau unuh anak ayam itu.” perintah raja.

“Kenapa anak ayam ini harus saya bunuh? Kan...dia tak berdosa!, tanya Abu Nawas.
“Jangankan anak ayam itu, kaupun hari ini akan kubunuh, karena bagaimana cara kau membunuh anak ayam itu, begitu juga aku akan membunuhmu”.

Mendengar itu, Abu Nawas beserta seluruh isi istana terkejut akan rencana raja. Seenak Abu Nawas berfikir, “Seandainya aku cekik anak ayam itu atau aku bunuh anak ayam itu dengan cara yang lain, maka begitu juga aku akan dibunuh oleh raja”, daIam benaknya. Dengan keputusan raja itu, suasana menegangkanpun menutupi seluruh isi istana. Tapi tiba-tiba suasana berubah menjadi lebih kaget Iagi ketika semua yang hadir melihat Abu Nawas berhasil membunuh anak ayam itu dengan cara yang cukup aneh. Ia membunuh anak ayam itu dengan cara meniup pantat anak ayam tersebut hingga perutnya gembung, lalu akhirya mati.

Melihat itu, tiba-tiba terdengar suara penonton yang tertawa terbahak-bahak. Tak ketinggalan, para prajurit kerajaan pun, terpingkal-pingkal dengan tingkah kocak si “pemuda kancil itu”. Mereka berpikir bahwa akan ada keajaiban dunia ke delapan saat melihat seorang raja meniup pantat Abu Nawas hingga mati. Nah lho!

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan Memberi komentar,saran dan kritik untuk kemajuan di blog ini di kolom komentar bawah ini :